Pendahuluan
Laboratorium
adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti dsb melakukan
percobaan.
Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan
gelas dan
instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila
dilakukan
dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena
kelalaian atau
kecerobohan kerja, ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan bahkan
bagi orang
disekitarnya. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi
setiap individu
yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja.
Bekerja dengan
selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Walaupun
petunjuk
keselamatan kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal
ini perlu
dijelaskan berulang-ulang agar setiap individu lebih meningkatkan kewaspadaan
ketika bekerja
di laboratorium.
Berbagai
peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang pentingnya
bekerja dengan
aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan
kimia, oleh
sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis bahan kimia agar yang
bekerja dengan
bahan-bahan tersebut dapatlebih berhati-hati dan yang lebih penting lagi
tahu cara
menanggulanginya. Limbah bahan kimia sisa percobaan harus dibuang dengan
cara yang tepat
agar tidak menyebabkan polusi pada lingkungan. Cara menggunakan
peralatan umum
dan berbagai petunjuk praktis juga dibahas secara singkat untuk
mengurangi
kecelakaan yang mungkin terjadi ketika bekerja di Laboratorium. Dengan
pengetahuan
singkat tersebut diharapkan setiap individu khususnya para asisten dapat
bertanggung
jawab untuk menjaga keselamatan kerja mahasiswa di laboratorium dengan
sebaik-baiknya.
Latar
belakang
Beberapa
peristiwa yang pernah terjadi di laboratorium dapat merupakan cermin bagi
setiap orang
untuk meningkatkan kewaspadaannya ketika bekerja di laboratorium.
Peristiwa-peristiwa
tersebut kadang-kadang terlalu pahit untuk dikenang, namun
meninggalkan
kesan pendidikan yang baik, agar tidak melakukan kesalahan dua kali pada
peristiwa yang
sama. Peristiwa terbesar dalam sejarah Departemen Kimia adalah kejadian
27 tahun yang
lalu, ketika itu Gedung Departemen terbakar pada malam menjelang pagi
hari, itu
terjadi karena ada bahan kimia yang meledak di gedung tersebut. Walaupun tidak
terdapat korban
manusia, namun kerugian materi sangat banyak dan mahasiswa agak
”terhambat”
melakukan proses pendidikan karena diperlukan waktu yang tidak sedikit
untuk dapat
memenuhi keperluan fasilitas yang terbakar. Peristiwa lainnya tidak sehebat
yang terjadi di
atas, namun perlu perhatian khusus agar dikemudian hari jangan sampai
terjadi lagi.
Peristiwa itu menimpa salah seorang mantan mahasiswa kimia yang bekerja
dengan brom,
bahan ini mengalir dari peralatan yang kurang rapat, menyentuh kulit
lengannya,
akibatnya terjadi luka bakar dan bekasnya tidak hilang sampai sekarang. Ada
pula yang
terkena bahan kimia TCA ketika mengambil zat tersebut dari botol
kemasannya,
karena kurang hati-hati ada bahan yang terkena kulit tangan mahasiswa dan
ini menimbulkan
iritasi yang hebat, gejalanya kulit terasa gatal dan karena digaruk dapat
melepuh.
Kejadian berikutnya adalah ketika mahasiswa tahun pertama bekerja
menggunakan pembakar
dengan bahan bakar spiritus, pembakar tersebut tersenggol
sehingga
spiritus tersebut tumpah ke meja praktikum dan menyebabkan kebakaran serta
merusak meja
praktikum. Kebakaran juga pernah terjadi karena terlepasnya selang
penyambung
pembakar bunsen dari saluran gas bakar, ini disebabkan oleh mahasiswa
yang menarik
pembakar itu ke berbagai tempat. Ada pula kecerobohan kerja yang
menyebabkan
asam sulfat pekat tumpah di atas meja praktikum. Asam tersebut dapat
menghanguskan
kayu sehingga meja praktikum berubah menjadi hitam dan rapuh.
Kelalaian
lainnya disebabkan oleh kurang disiplin, seperti lupa menutup kran air,
sehingga
terjadi banjir sampai ke laboratorium lainnya. Semua peristiwa tersebut tidak
akan terjadi
bila setiap individu sadar dan mengerti bahwa laboratorium itu milik bersama
yang harus
dijaga dengan meningkatkan disiplin.
Bahan kimia
Setiap bahan
kimia itu berbahaya, namun tidak perlu merasa takut bekerja dengan bahan
kimia bila tahu
cara yang tepat untuk menanggulanginya. Yang dimaksud berbahaya
ialah dapat
menyebabkan terjadinya kebakaran, mengganggu kesehatan, menyebabkan
sakit atau
luka, merusak, menyebabkan korosi dsb. Jenis bahan kimia berbahaya dapat
diketahui dari
label yang tertera pada kemasannya.
Dari data
tersebut, tingkat bahaya bahan kimia dapat diketahui an upaya d
penanggulangannya
harus dilakukan bagi mereka yang menggunakan bahan-bahan
tersebut.
Kadang-kadang terdapat dua atau tiga tanda bahaya pada satu jenis bahan kimia,
itu berarti
kewaspadaan orang yang bekerja dengan bahan tersebut harus lebih
ditingkatkan.
Contoh bahan kimia yang mudah meledak adalah kelompok bahan
oksidator
seperti perklorat, permanganat, nitrat dsb. Bahan-bahan ini bila bereaksi
dengan
bahan organik
dapat menghasilkan ledakan. Logam alkali seperti natrium, mudah
bereaksi dengan
air menghasilkan reaksi yang disertai dengan api dan ledakan. Gas
metana, pelarut
organik seperti eter, dan padatan anorganik seperti belerang dan fosfor
mudah terbakar,
maka ketika menggunakan bahan-bahan tersebut, hendaknya dijauhkan
dari api. Bahan
kimia seperti senyawa sianida, mercuri dan arsen merupakan racun kuat,
harap
bahan-bahan tersebut tidak terisap atau tertelan ke dalam tubuh. Asam-asam
anorganik
bersifat oksidator dan menyebabkan peristiwa korosi, maka hindarilah jangan
sampai asam
tersebut tumpah ke permukaan dari besi atau kayu. Memang penggunaan
bahan-bahan
tersebut di laboratorium pendidikan Kima tidak berjumlah banyak, namun
kewaspadaan
menggunakan bahan tersebut perlu tetap dijaga.
Peralatan
dan cara kerja
Selain bahan
kimia, peralatan laboratorium juga dapat mendatangkan bahaya bila cara
menggunakannya
tidak tepat. Contoh sederhana yaitu cara memegang botol reagen, label
pada botol
tersebut harus dilindungi dengan tangan, karena label bahan tersebut mudah
rusak kena
cairan yang keluar dari botol ketika memindahkan isi botol tersebut. Banyak
peralatan
laboratorium terbuat dari gelas, bahan gelas tersebut mudah pecah dan
pecahannya
dapat melukai tubuh. Khususnya bila memasukkan pipa gelas kedalam propkaret,
harus digunakan
sarung tangan untuk melindungi tangan dari pecahan kaca. Pada
proses
pemanasan suatu larutan, harus digunakan batu didih untuk mencegah terjadinya
proses lewat
didih yang menyebabkan larutan panas itu muncrat kemana-mana. Juga
ketika menggunakan
pembakar spiritus atau pembakar bunsen, hati-hati karena spiritus
mudah terbakar,
jadi jangan sampai tumpah ke atas meja dan selang penyambung aliran
gas pada bunsen
harus terikat kuat, jangan sampai lepas.
Langkah-langkah
praktis
Sebagai asisten
di laboratorium, yang bertugas membimbing mahasiswa untuk bekerja
dengan baik dan
aman, maka perlu persiapan sebelum bekerja. Asisten perlu datang lebih
awal untuk
memeriksa lokasi dan cara pakai alat bantu keselamatan kerja. Selanjutnya
asisten harus
mengetahui jenis bahan kimia dan peralatan yang akan digunakan pada
percobaan hari
tersebut dan cara menanggulangi bila terjadi kecelakaan karena bahan
atau peralatan
tersebut. Disini kehadiran asisten mendampingi mahasiswa yang sedang
bekerja
merupakan tugas mulia dalam menjaga keselamatan kerja. Pada akhir praktikum,
biasakanlah
menutup kran air dan gas, mematikan listrik dan api serta mencuci tangan
dan
meninggalkan laboratorium dalam keadaan bersih. Ini dilakukan oleh asisten agar
menjadi panutan
bagi mahasiswa. Masih banyak hal penting yang belum diungkapkan,
untuk itu
disarankan agar asisten berkomunikasi dengan ketua laboratoriumnya masingmasing
dalam
meningkatkan kewaspadaan kerja di laboratorium. Mudah-mudahan
pengetahun
singkat ini bermanfaat bagi setiap individu khususnya bagi para asisten yang
bertugas
membimbing mahasiswa melakukan praktikum, dan seluruh civitas akademika
agar semua
dapat menikmati keselamatan, keamanan dan kenyamanan kerja di
laboratorium
dan ini mendukung tercapainya tujuan pendidikan secara memuaskan.
1. Dilarang
bekerja sendirian di laboratorium, minimal ada asisten yang mengawasi.
2. Dilarang
bermain-main dengan peralatan laboratorium dan bahan Kimia.
3.
Persiapkanlah hal yang perlu sebelum masuk laboratorium seperti buku kerja,
jenis
percobaan, jenis bahan, jenis perlatan, dan cara membuang limbah sisa
percobaan.
4. Dilarang
makan, minum dan merokok di laboratorium.
5. Jagalah
kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera
keringkan
dengan lap basah.
6. Jangan
membuat keteledoran antar sesama teman.
7. Pencatatan
data dalam setiap percobaan selengkap-lengkapnya. Jawablah
pertanyaan pada
penuntun praktikum untuk menilai kesiapan anda dalam
memahami
percobaan.
8. Berdiskusi
adalaha hal yang baik dilakukan untuk memahami lebih lanjut
percobaan yang
dilakukan.
9. Gunakan
perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium
untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi
kaki.
10. Dilarang
memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.
11. Dilarang
memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
12. Wanita/pria
yang berambut panjang harus diikat.
13. Biasakanlah
mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama setelah
melakukan
praktikum.
14. Bila kulit
terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
15. Bila
terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan Kimia, laporkan segera pada
asisten atau
pemimpin praktikum. Segera pergi ke dokter untuk mendapat
pertolongan
secepatnya.
Teknik kerja
di laboratorium
Hal pertama
yang perlu dilakukan
1. Gunakan
perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium
untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi
kaki.
2. Dilarang
memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.
3. Dilarang
memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
4. Wanita/pria
yang berambut panjang harus diikat.
Bekerja aman
dengan bahan kimia
1. Hindari
kontak langsung dengan bahan Kimia.
2. Hindari
mengisap langsung uap bahan Kimia.
3. Dilarang
mencicipi atau mencium bahan Kimia kecuali ada perintah khusus.
4. Bahan Kimia
dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih
atau gatal).
Memindahkan bahan Kimia
1. Baca label
bahan Kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari
kesalahan.
2. Pindahkan
sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
3. Jangan
menggunakan bahan Kimia secara berlebihan.
4. Jangan
mengembalikan bahan Kimia ke dalam botol semula untuk mencega
kontaminasi.
Memindahkan
bahan Kimia cair
1. Tutup botol
dibuka dan dipegang dengan jari tangan seklaigus telapak tangan
memegang botol tersebut.
2. Tutup botol
jangan ditaruhdi atas meja karena isi botol dapat terkotori.
3. Pindahkan
cairan melalui batang pengaduk untuk mengalirkan agar tidak
memercik.
Memindahkan
bahan Kimia padat
1. Gunakan
tutup botol untuk mengatur pengeluaran bahan Kimia.
2. Jangan
mengeluarkan bahan Kimia secara berlebihan.
3. Pindahkan
sesuai keperluan tanpa menggunakan sesuatu yang dapat mengotori
bahan tersebut.
Cara
memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi
1. Isi tabung
reaksi maksimal sepertiganya.
2. Api pemanas
hendaknya terletak pada bagiuan atas larutan.
3. Goyangkan
tabung reaksi agar pemanasan merata.
4. Arahkan
mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya tidak
melukai orang
lian maupun diri sendiri.
Cara
memanaskan larutan menggunakan gelas Kimia
1. Gunakan kaki
tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas Kimia tersebut.
2. Letakkan
Batang gelas atau batu didih dalam gelas Kimia untuk mencegah
pemanasan mendadak.
3. Jika gelas
Kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air. Maksimum
seperampatnya.
Keamanan kerja di laboratorium
1. Rencanakan
percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum.
2. Gunakan
perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium
untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi
kaki.
3. Dilarang
memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
4. Wanita/pria
yang berambut panjang harus diikat.
5. Dilarang
makan, minum dan merokok di laboratorium.
6. Jagalah
kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera
keringkan dengan lap basah.
7. Hindari
kontak langsung dengan bahan kimia.
8. Hindari
mengisap langsung uap bahan kimia.
9. Bila kulit
terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
10. Pastikan
kran gas tidak bocor apabila hendak mengunakan bunsen.
11. Pastikan
kran air dan gas selalu dalam keadaan tertutup pada sebelum dan sesudah
praktikum selesai.
Penanggulangan keadaan darurat
Terkena bahan
kimia
1. Jangan
panik.
2. Mintalah
bantuan rekan anda yang berada didekat anda.
3. Lihat data
MSDS.
4. Bersihkan
bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian yang
mengalami
kontak langsung tersebut dengan air apabila memungkinkan).
5. Bila kulit
terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
6. Bawa
ketempat yang cukup oksigen.
7. Hubungi
paramedik secepatnya(dokter, rumah sakit).
Kebakaran
1. Jangan panik.
2. Ambil tabung
gas CO2 apabila api masih mungkin dipadamkan.
3. Beritahu
teman anda.
4. Hindari mengunakan lift.
5. Hindari
mengirup asap secara langsung.
6. Tutup pintu
untuk menghambat api membesar dengan cepat (jangan dikunci).
7. Pada gedung
tinggi gunakan tangga darurat.
8. Hubungi pemadam kebakaran.
Gempa bumi
1. Jangan
panik.
2. Sebaiknya
berlindung dibagian yang kuat seperti bawah meja, kolong kasur,
lemari.
3. Jauhi bangunan yang tinggi, tempat penyimpanan zat
kimia, kaca.
4. Perhatikan
bahaya lain seperti kebakaran akibat kebocoran gas,tersengat listrik.
5. Jangan gunakan lift.
6. Hubungi
pemadam kebakaran, polisi dll.
Database
bahan kimia B3
Bahan kimia
jenis B3 (berbau, berbahaya, beracun) dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Mudah
meledak (explosive)
b. Pengoksidasi (oxidizing)
c. Sangat mudah sekali menyala (highly flammable)
d. Mudah menyala (flammable)
e. Amat sangat beracun (extremely toxic)
f. Sangat beracun (highly toxic)
g. Beracun (moderately toxic)
h. Berbahaya (harmful)
i. Korosif (corrosive)
j. Bersifat iritasi (irritant)
k. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the
environment)
l. Karsinogenik (carcinogenic)
m. Teratogenik
(teratogenic)
n. Mutagenik (mutagenic)
Peralatan
P3K
Plester
Pembalut
berperekat
Pembalut
steril (besar, sedang dan kecil)
Perban gulung
Perban segitiga
Kain kasa
Pinset
Gunting
Peniti,
dll
Penanganan limbah
Pembuangan limbah
Setelah selesai melakukan suatu percobaan maka limbah
bahan kimia yang digunakan
hendaknya
dibuang pada tempat yang disediakan, jangan langsung dibuang ke
pembuangan air
kotor (wasbak) karena dapat menimbulkan polusi bagi lingkungan.
Limbah zat
organik harus dibuang secara terpisah pada tempat yang tersedia agar dapat
didaur ulang,
limbah padat harus dibuang terpisah karena dapat menyebabkan
penyumbatan.
Limbah cair yang tidak berbahaya dapat langsung dibuang tetapi harus
diencerkan dengan air secukupnya.
1. Buanglah
limbah sisa bahan Kimia setelah selesai pengamatan.
2. Buanglah
limbah sesuai dengan kategori berikut :
a. Limbah cair
yang tidak larut dalam air dan limbah beracun harus
dikumpulkan
dalam botol penampung. Botol ini harus tertutup dan diberi
label yang
jelas.
b. Limbah padat
seperti kertas saring, lakmus, korek api, dan pecahan kaca
dibuang pada
tempat sampah.
c. Sabun,
deterjen dan cairan tidak berbahaya dalam air dapat dibuang
langusng melalui saluran air kotor dan dibilas dengan air
secukupnya.
3. Gunakan zat kimia secukupnya
Database bahan kimia B3
Bahan kimia jenis B3 (berbau, berbahaya, beracun) dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Mudah meledak (explosive)
b. Pengoksidasi (oxidizing)
c. Sangat mudah sekali menyala (highly flammable)
d. Mudah menyala (flammable)
e. Amat sangat beracun (extremely toxic)
f. Sangat beracun (highly toxic)
g. Beracun (moderately toxic)
h. Berbahaya (harmful)
i. Korosif (corrosive)
j. Bersifat iritasi (irritant)
k. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the
environment)
l. Karsinogenik
(carcinogenic)
m. Mutagenik
(mutagenic)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar