Selasa, 17 Maret 2015

Budaya K3 Dalam Praktikum Kimia

Praktikum Kimia merupakan praktikum yang dilaksanakan di laboratorium kimia dengan aktivitas yang sebagian besar melibatkan bahan kimia. Bahan kimia terdiri dari berbagai ragam dengan karakter yang sangat bervariasi dan bahkan beberapa di antaranya banyak yang memiliki risiko bahaya. Untuk menghindari bahaya bahan kimia hendaknya para siswa dapat memahami dan mengimplementasikan budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium kimia.
Keterampilan bekerja di laboratorium dapat diperoleh siswa melalui kegiatan praktikum. Semakin sering dan serius siswa bekerja di laboratorium maka mereka akan semakin terampil. Keterampilan ini sangat diperlukan untuk mendukung kelancaran penelitian tugas akhir atau bahkan sebagai penunjang kelancaran tugas apabila sudah terjun ke dunia kerja suatu saat nanti. Siswa, Laboratorium, dan praktikum seolah menjadi suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Di sisi lain laboratorium merupakan tempat yang sangat mengerikan. Karena di dalam laboratorium berisi berbagai alat dan bahan kimia yang sangat potensial menimbulkan bahaya. Kemungkinan bahaya tersebut di antaranya adalah akibat adanya bahan-bahan kimia yang bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) baik karena uapnya atau karena paparan bahan tertentu di kulit, bahaya kebakaran, bahaya keracunan, serta pontensi bahaya lainnya. Di samping hal itu orang yang bekerja di laboratorium (praktikan, laboran, dan lainnya) dihadapkan pada pekerjaan dengan resiko yang besar, yang disebabkan karena dalam setiap percobaan digunakan:
  1. Bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak, mudah terbakar, korosif, karsinogenik, dan beracun.
  2. Alat-alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh kita.
  3. Alat-alat listrik seperti: kompor listrik, oven, lampu pemanas, lampu UV dan lain sebagainya, yang menyebabkan terjadinya sengatan listrik.
  4. Penangas air atau minyak yang bersuhu tinggi yang dapat terpercik.
Untuk menghindari kecelakaan kerja yang mungkin terjadi, siswa hendaknya menggunakan alat perlindungan diri sesuai ketentuan. Pada tabel berikut disajikan beberapa contoh alat perlindungan diri. Untuk melaksanakan praktikum kimia, siswa minimal harus menggunakan jas laboratorium lengan panjang dan kacamata pelindung (gogle).
Adanya potensi bahaya ini tidak harus ditakuti secara berlebihan dengan selalu menghindari kegiatan praktikum atau bersifat pasif di dalam setiap acara praktikum. Namun kita harus bertindak lebih aktif dan mencari tahu setiap potensi bahaya yang dapat timbul di dalam laboratorium agar kita selalu waspada dan berhati-hati dalam setiap tindakan agar selalu terhindar dari setiap bahaya yang dapat terjadi kapan saja.
Hal-hal yang seharusnya kita lakukan pada saat bekerja di laboratorium antara lain adalah:
1. Tahap persiapan
  • Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) apa yang akan dikerjakan pada acara praktikum, dengan mambaca petunjuk praktikum, mengetahui tujuan dan cara kerja serta bagaimana data percobaan akan diperoleh, mengetahui hal-hal atau tindakan yang harus dihindarkan, misalnya menjauhkan bahan yang mudah terbakar dengan sumber api, membuang sampah dan limbah praktikum pada tempat yang telah ditentukan dan sebagainya.
  • Mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan apakah bersifat mudah terbakar, bersifat racun, karsinogenik atau membahayakan dan sebagainya, sehingga dapat terhindar dari potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari bahan kimia yang digunakan.
  • Mengetahui alat dan bagaimana merangkai alat serta cara kerja alat yang akan digunakan.
  • Mempersiapkan peralatan pelindung tubuh seperti, jas laboratorium berwarna putih lengan panjang, kacamata gogle, sarung tangan karet, sepatu, masker, dan sebagainya sesuai kebutuhan praktikum.
2. Tahap pelaksanaan
  • Mengenakan peralatan pelindung tubuh dengan baik.
  • Mengambil dan memeriksa peralatan dan bahan yang akan digunakan.
  • Merangkai alat yang digunakan dengan tepat, dan mengambil bahan kimia secukupnya. Penggunaan bahan kimia JANGAN SAMPAI BERLEBIHAN karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
  • Membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan sifat sisa bahan yang digunakan.
  • Bekerja dengan tertib, tenang dan tekun, catat data-data yang diperlukan.
3. Tahap pasca pelaksanaan
  • Kembalikan peralatan dan bahan yang digunakan sesuai posisi semula.
  • Hindarkan bahaya yang mungkin terjadi dengan mematikan peralatan listrik, kran air, menutup tempat bahan kimia dengan rapat (dengan tutupnya semula).
  • Bersihkan tempat atau meja dimana kalian bekerja.
  • Keluarlah dari laboratorium dengan tertib.
Kenyataan yang terjadi hingga saat ini, bekerja di laboratorium tidak pernah memperhatikan resiko yang terjadi di laboratorium. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan resiko atau bahaya bekerja di laboratorium atau kurangnya kesadaran terhadap kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar