Ketel Uap
Ketel uap adalah suatu pesawat yang digunakan untuk mengubah air
yang ada di dalamnya menjadi uap dengan cara dipanaskan. Dengan adanya bahan
perantara iar tersebut, maka di dalam ketel uap harus ada ruang atau tempat
air.
contoh, untuk ketel pipa air, air berada di dalam pipa-pipa,sedangkan
pemanasannya dari bagian luar (sekeliling) pipa tersebut. Sebaliknya untuk
ketel pipa api, airnya berada di sekeliling pipa-pipa api. Cara menempatkan
pipa api atau pipa air dibuat sedemikian rupa sehingga mendapatkan peredaran
air dan pembentukan uap yang baik. Dengan adanya panas yang 359 dibutuhkan
untuk pembentukan uap, pada ketel perlu dilengkapi dengan dapur. Macam
konstruksi dapur juga harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga peredaran air
dalam ketel sempurna.
Dalam pembakaran suatu bahan bakar perlu juga adanya udara pembakaran.
Peredaran udara dibuat sedemikian rupa agar pembakaran bahan bakar dapat
berlangsung dengan baik. Uap yang dibentuk di dalam ketel mempunyai tekanan
yang lebih besar dari pada tekanan udara luar, maka ketel harus mampu menahan
tekanan uap tersebut. Kekuatan ketel uap tergantung dari bentuk dan bahannya.
Bentuk yang lebih kuat untuk menahan tekanan yang lebih besar dari dalam
adalah bentuk bulat cembung dan silinder sebab dengan bentuk
semacam itu sukar berubah bentuknya yang disebabkan oleh tekanan dari dalam. Tetapi bentuk bulat cembung ini tidak digunakan untuk ketel uap karena konstruksinya yang sulit untuk dikerjakan. Oleh karena itu pada umumnya ketel uap dibuat dalam bentuk silinder.
semacam itu sukar berubah bentuknya yang disebabkan oleh tekanan dari dalam. Tetapi bentuk bulat cembung ini tidak digunakan untuk ketel uap karena konstruksinya yang sulit untuk dikerjakan. Oleh karena itu pada umumnya ketel uap dibuat dalam bentuk silinder.
Bahan untuk ketel uap harus baik karena disamping harus menahan tekanan
yang tinggi juga harus tahan pada suhu yang tinggi. Biasanya digunakan baja
Siemens-Martin yang liat dan mudah dikerjakan.
Air Pengisi Ketel
Sumber-sumber air pengisi
ketel
Macam-macam air yang dapat
digunakan sebagai air pengisi ketel adalah air sumur dan air kondensat. Air
kondensat sudah murni sehingga tidak perlu mengalami pengolahan yang khusus,
sedangkan untuk air yang berasal dari sumur perlu mendapat pengolahan
pengolahan lebih dahulu.
Syarat Air Pengisi Ketel
Pada dasamya air yang akan
digunakan, terutama yang digunakan sebagai air pengisi ketel, harus memenuhi syarat.
Air yang berasal dari alam (sungai dan tanah) tidak ada yang dalam
keadaan mumi, biasanya terdapat pengotor-pengotor, antara lain :
1. Zat tersuspensi, seperti lumpur dan tanah liat. Biasanya
dihilangkan dengan penyaringan.
Pada dasamya air yang akan digunakan, terutama yang digunakan sebagai air
pengisi ketel, harus memenuhi syarat. Air yang berasal dari alam (sungai dan
tanah) tidak ada yang dalam keadaan murni, biasanya terdapat pengotor-pengotor,
antara lain :
- Zat tersuspensi,
seperti lumpur dan tanah liat. Biasanya dihilangkan
dengan penyaringan.
- Zat terlarut,
seperti garam-garam mineral (garam magnesium, kalsium dan lain-lain).
Pengolahan air
Pemurnian dan pelunakan air dapat dilakukan dengan berbagai cara,
tergantung pada rencana penggunaan air itu sendiri. Istilah pelunakan
(softening) digunakan untuk proses untuk menyingkirkan atau mengurangi
kesadahan air. Sedangkan pemurnian (purification) berbeda dari pelunakan,
yaitu menyingkirkan atau menghilangkan bahan-bahan organik dan mikroorganisme
dari air.Klasifikasi (clasification) kadang-kadang amat penting dan digunakan
bersamaan dengan pengendapan (precipitation) dalam proses pelunakan air dingin.
Kegunaan
air dalam proses industri sangat banyak sekali, selain sebagai air baku pada
industri air minum dan pemutar turbin pada pembangkit tenaga listrik, juga
sebagai alat bantu utama dalam kerja pada proses – proses industri. Selain itu
juga air digunakan sebagai sarana pembersihan ( cleaning ) baik itu cleaning
area atau alat – alat produksi yang tidak memerlukan air dengan perlakuan
khusus atau cleaning dengan menggunakan air dengan kualitas dan prasyarat
tertentu yang membutuhkan sterilisasi dan ketelitian yang tinggi. Dalam hal ini
pembahasan difokuskan pada air sebagai penghasil energi kalor dan sebagai
penyerap energi kalor ( pendingin ) dalam industri pada umumnya.
A.
Air umpan boiler
Boiller
adalah tungku dalam berbagai bentuk dan ukuran yang digunakan untuk
menghasilkan uap lewat penguapan air untuk dipakai pada pembangkit tenaga
listrik lewat turbin, proses kimia, dan pemanasan dalam produksi.
Sistem kerjanya yaitu air diubah menjadi uap. Panas
disalurkan ke air dalam boiler, dan uap yang dihasilkan terus – menerus. Feed
water boiler dikirim ke boiler untuk menggantikan uap yang hilang. Saat uap
meninggalkan air boiler, partikel padat yang terlarut semula dalam feed water
boiler tertinggal.
Partikel padat yang tertinggal menjadi makin terkonsentrasi,
dan pada saatnya mencapai suatu level dimana konsentrasi lebih lanjut akan
menyebabkan kerak atau endapan untuk membentuk pada logam boiler.
Ketidaksesuaian
kriteria air umpan boiler menurut baku mutu diatas akan mempengaruhi berbagai
hal, misalnya :
1. Korosi
Peristiwa
korosi adalah peristiwa elektrokimia, dimana logam berubah menjadi bentuk
asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya oksigen dengan logam,
atau kerugian logam disebabkan oleh akibat beberapa kimia
Penyebab korosi Boiller:
– Oksigen Terlarut
– Alkalinity
( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi )
– Karbon dioksida (
korosi asam karbonat pada jalur kondensat )
– Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak )
Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding
pada permukaan boiler sehingga dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor.
2. Kerak
Pengerakan pada
sistem boiler :
– Pengendapan hardness
feedwater dan mineral lainnya
– Kejenuhan berlebih
dari partikel padat terlarut ( TDS ) mengakibatkan tegangan permukaan tinggi
dan gelembung sulit pecah
– Kerak boiler yang
lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2,
MgSiO3, SiO2, Fe2(CO3)3,
FePO4
3. Endapan
Pembekuan material non mineral pada boiler,
umumnya berasal dari:
– Oksida besi sebagai produk korosi
– Materi organic (
kotoran – bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat alkalinity jika terkena
gliserida maka akan terjadi reaksi penyabunan.
– Partikel padat
tersuspensi dari feedwater ( tanah endapan dan pasir )
Dari peristiwa – peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya
deposit pada pipa superheater, menyebabkan peristiwa overheating dan pecahnya
pipa, terbentuknya deposit pada sirip turbin, menyebabkan turunnya effisiensi
B.
Air pendingin dan sirkulasi sebagai Cooling tower dan Chiller
Colling
tower atau menara pendingin adalah suatu sistem pendinginan dengan prinsip air
yang disirkulasikan. Air dipakai sebagai medium pendingin, misalnya pendingin
condenser, AC, diesel generator ataupun mesin – mesin lainnya.
Jika
air mendinginkan suatu unit mesin maka hal ini akan berakibat air pendingin
tersebut akan naik temperaturnya, misalnya air dengan temperature awal ( T1 )
setelah digunakan untuk mendinginkan mesin maka temperaturnya berubah menjadi (
T2 ). Disini fungsi cooling tower adalah untuk mendinginkan kembali T2 menjadi
T1 dengan blower / fan dengan bantuan angin. Demikian proses tersebut berulang
secara terus menerus.
Sedangkan
pada chiller temperature yang dibutuhkan relative lebih rendah dibandingkan
penggunaan Colling tower.
Beda
antara cooling dan chiller adalah pada sistem yang digunakan. Maksudnya, bila
cooling adalah sistem terbuka sedangkan pada chiller adalah sistem tertutup
sehingga proses penguapan lebih rendah dibandingkan dengan sistem terbuka.
Sistem air cooling dapat dikategorikan dua tipe dasar,
sebagai berikut :
1. Sistem air cooling
satu aliran
Sistem air cooling satu arah adalah satu diantara aliran
air yang hanya melewati satu kali penukar panas. Dan lalu dibuang
kepembuangan atau tempat laindalam proses.
Sistem tipe ini mempergunakan banyak volume air. Tidak ada penguapan dan mineral yang terkandung didalam
air masuk dan keluar penukar panas. Sistem air cooling satu arah biasa
digunakan pada terminal tenaga besar dalam situasi tertutup dari air laut atau
air sungai dimana persediaan air cukup tinggi.
2. Sistem air cooling
sirkulasi
Pada sistem sirkulasi terbuka ini, air secara
berkesinambungan bersikulasi melewati peralatan yang akan didinginkan dan
menyambung secara seri. Transfer panas dari peralatan ke air, dan menyebabkan
terjadinya penguapan ke udara. Penguapan menambah konsentrasi dan padatan mineral
dalam air dan ini adalah efek kombinasi dari penguapan dan endapan, yang
merupakan konstribusi dari banyak masalah dalam pengolahan dengan sistem
sirkulasi terbuka.
Pada peristiwa sirkulasi air ini, akan terjadi proses –
proses sebagai berikut :
a. Pendinginan air
cooling tower adakah atas dasar penguapan ( Evaporasi )
Pada peristiwa fisika dikenal prinsip “ jumlah kalor yang
diterima = jumlah kalor yang dilepaskan “. Kalor untuk melakukan pendinginan
dari T2 menjadi T1 sama dengan kalor penguapan atau dengan kata lain air
tersebut menjadi dingin dikarenakan sebagian dari air tersebut menguap.
Untuk cooling tower, besarnya penguapan dapat dihitung
bila diketahui kapasitas pompa sirkulasi ( m3/jam )
b. Pada air Cooling
tower terjadi pemekatan Garam.
Dengan adanya penguapan maka lama kelamaan seluruh
mineral yang tidak dapat menguap akan berkumpul sehingga terjadi pemekatan. Dengan
banyaknya mineral yang terkandung pada air Cooling tower perlu dilakukan proses
Bleed Off dan penambahan air make up. Air yang menguap adalah air yang murni
bebas dari garam – garam mineral dengan konsentrasi = 0. Pada cooling tower
dapat diketahui siklus air pada unit cooling tower adalah dengan cara :
Dengan
rumus
Cycle
= Tower water chloride
Make up water chloride
Tanpa
menggunakan parameter khlorida, siklus dapat diketahui dengan membaca
konduktivity, yaitu dengan membandingkan konduktivity air tower dengan
konduktivity air make up.
Masalah
yang sering timbul dalam pada seluruh sistem air cooling adalah:
– Korosif
Pada
pH yang rendah menyebabkan terjadinya korosi pada logam. Begitu juga
nitrifying. Penyebab lain adalah dengan adanya bakteri yang dapat menghasilkan
asam sulfat. Bakteri yang memiliki kemampuan untuk mengubah hydrogen sulfide
menjadi sulfur kemudian mengubah menjadi asam sulfat. Bakteri ini menyerang
logam besi, logam lunak dan steiless steel, hidup sebagai anaerobic ( tanpa
udara )
– Kerak
Pembentukan kerak diakibatkan oleh kandungan padatan
terlarut dan material anorganik yang mencapai limit control.
Metode yang digunakan untuk mencegah terjadinya
pembentukan kerak antara lain :
1. Menghambat kerak dengan mengontrol pH
Dalam keadaan asam lemah ( kira – kira pH 6,5 ). Asam
sulfat yang paling sering digunakan untuk ini, memiliki dua efek dengan
memelihara pH dalam daerah yang benar dan mengubah kalsium karbonat, ini
memperkecil resiko terbentuknya kerak kalsium sulfat. Ini memperkecil resiko
terbentuknya kerak kalsium karbonat dan membiarkan cycle yang tinggi dari
konsentrasi dalam sistem.
2. Mengontrol kerak dengan bleed off
Bleed
off pada sirkulasi air cooling terbuka sangat penting untuk memastikan bahwa
air tidak pekat sebagai perbandingan untuk mengurangi kelarutan dari garam
mineral yang kritis. Jika kelarutan ini
berkurang kerak akan terbentuk pada penukar panas.
3. Mengontrol kerak
dengan bahan kimia penghambat kerak.
Bahan kimia umumnya berasal dari organic polimer, yaitu
polyacrilik dan polyacrilik buatan.
– Masalah mikrobiologi
Microorganisme juga mampu membentuk deposit pada
sembarangan permukaan. Hampir semua jasad renik ini menjadi kolektor bagi debu
dan kotoran lainnya. Hal ini dapat menyebabkan efektivitas kerja cooling tower
menjadi terganggu.
– Masalah kontaminasi
Keadaan cooling tower yang terbuka dengan udara bebas
memungkinkan organisme renik untuk tumbuh dan berkembang pada sistem, belum
lagi kualitas air make up yang digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar